Selasa, 19 Juni 2012

Amoxicillin

AMOXICILLIN



A.       Latar Belakang
Artikel kali ini akan membahas mengenai Amoxicillin, yang merupakan antibiotika yang banyak di konsumsi masyarakat Indonesia. Obat ini sangat murah dan mudah didapatkan di apotik maupun toko yang menjual obat, namun banyak masyarakat membeli obat tersebut tanpa resep dari dokter. Selain itu kurangnya pemahaman tentang obat Amoxicillin itu sendiri. (keterangannya ada di bawah yah). Nah dengan demikian masyarakat sendiri yang dirugikan. Contoh kasus yang terjadi pada Mba Anik (ada di SB saya) yang salah membeli obat Amoxicillin, dr Soetomo berpendapat mba Anik keracunan Amocixilin. Wah bahayakan….



Dikalangan masyarakat kita Amoxicilin telah banyak dikenal, namun penggunaannya belum sesuai kaidah-kaidah pengobatan yang benar. Amoxicilin dalam penggolongan obat termasuk obat daftar G (keras) sehingga penggunaannya mestinya atas dasar diagnosa dokter dan memperolehnya menggunakan resep. Penggunaan Amoxicillin kaplet per oral ini perlu hati-hati jika tubuh kita tidak tahan atau alergi terhadap penicilin.

Amoxicillin merupakan antibiotika golongan penisilin yang paling sering digunakan oleh masyarakat di Indonesia hingga mencapai 71%. Beberapa nama dagang/paten dari antibiotika ini ialah Penmox, Intermoxyl, Ospamox, Amoxsan, Hufanoxyl, dan Yusimox. Amoxicillin digunakan untuk mengobati infeksi pada telinga tengah, radang tonsil, radang tenggorokan, radang pada laring, bronchitis, pneumonia, infeksi saluran kemih, infeksi pada kulit dan dapat digunakan untuk mengobati gonorrhea.

Obat ini tersedia di pasaran dalam bentuk Kapsul : 250 dan 500 mg. Tablet : 500 mg. Sirop kering : 125mg/5ml dan 250mg/5ml. Vial untuk injeksi : 1000mg dan 500mg. Untuk menjaga khasiat obat ini, maka harus pula diperhatikan cara penyimpanannya. Amoxicillin sebaiknya disimpan dalam suhu kamar yaitu antara 20 sampai 25 derajat Celcius. Untuk sirop kering yang telah dicampur dengan air sebaiknya tidak digunakan lagi setelah 14 hari atau 2 minggu. Dosis therapi untuk Amoxicillin pada orang dewasa adalah 250 mg setiap 8 jam, 500 mg setiap 8 jam, 500 mg setiap 12 jam, terggantung dari derajat keparahan dari penyakit yang di derita. Untuk pengobatan gonorrhea pada orang dewasa, diberikan Amoxicillin sebanyak 3 g sekali minum.

Dosis untuk anak anak diatas 3 bulan adalah 25 mg/kg/hari terbagi setiap 12 jam, 20 mg/kg/hari terbagi setiap 8 jam, 40 mg/kg/hari terbagi setiap 8 jam atau 45 mg/kg/hari terbagi dalam 12 jam terggantung dari derajat keparahan penyakit. Amoxicillin bisa diminum baik sebelum maupun setelah makan dan obat ini sangat jarang ditemukan berinteraksi dengan obat obat yang lain. Amoxicillin juga aman diberikan untuk ibu hamil dan menyusui walaupun ada beberapa kasus diare yang terjadi pada bayi yang disusui oleh ibu yang minum Amoxicillin.

Mekanisme kerja dari amoxicillin adalah mencegah pembentukan membran sel bakteri sehingga semua materi genetik yang ada di dalamnya terurai keluar dan menyebabkan bakteri mati. Bakteri yang menjadi target sasaran dari amoxicillin antara lain N. gonorrhoea, E. coli, Pneumococci, Streptococci, dan beberapa strain dari Staphylococci. Berdasarkan mekanisme kerja dan penggunaannya yang luas di Indonesia maka perlu ada perhatian khusus dalam penggunaannya di dalam pengobatan. Selain itu, efek samping dari Amoxicillin yang ada seperti: diare, gangguan tidur, rasa terbakar di dada, mual, gatal, muntah, gelisah, nyeri perut, perdarahan dan reaksi alergi berlebih yang dapat menyebabkan syok anafilaksis dan mengakibatkan kematian membuat antibiotik ini perlu mendapat perhatian lebih.

Berdasarkan data yang diperoleh dari survey, dari 2996 individu yang diwawancara, 486 (16%) menggunakan antibiotik. Hampir semua penderita (99%) yang menggunakan antibiotik mempunyai keluhan yang berhubungan dengan kesehatan, bila dibandingkan dengan yang tidak menggunakan antibiotik  (62%). Pemberian antibiotik yang tidak tepat dapat mengakibatkan resistensi bakteri sehingga perlu penyesuaian dalam dosis pemberian, frekuensi pemberian, dan lamanya pemberian obat antibiotik tersebut (how much, how often, dan how long).

Dosis yang diberikan haruslah tepat agar kadarnya di dalam darah dapat mencapai jendela terapi sehingga dapat menghasilkan efek terapi yang diharapkan. Pemilihan dosis yang tepat akan membantu tercapainya kadar obat dalam darah mencapai jendela tercapai. Penggunaan antibiotik sangatlah rentan terhadap resistensi yang mungkin dapat terjadi. Resistensi ini dapat terjadi jika dosis yang digunakan terlalu rendah atau  ketidakpatuhan pasien dalam menggunakan antibiotik ini. Maka dalam penggunaannya, perlu diinformasikan kepada pasien mengenai interval waktu saat minum obat sehingga saat pasien minum obat yang kedua, kadar obat dalam darah belum berada di bawah Kadar Efektivitas Minimum (KEM). Dengan demikian, kadar obat yang ada di dalam darah tetap berada di dalam jendela terapi.

Proses penyembuhan penyakit akibat bakteri membutuhkan waktu yang cukup lama dibandingkan penyembuhan penyakit simptomatik seperti pusing, inflamasi, dan flu. Untuk itu perlu adanya batasan pemberian obat kepada pasien. Lamanya pemberian antibiotik kepada pasien berpengaruh pada tingkat kesembuhan penyakit pasien. Biasanya pemberian antibiotik untuk menyembuhkan penyakit tertentu adalah 5-7 hari. Ini dimaksudkan agar bakteri yang ada di dalam tubuh pasien sudah benar-benar mati. Walaupun pasien merasa sudah membaik pada hari kedua maupun ketiga, antibiotik yang diberikan harus tetap diminum agar tidak terjadi resistensi akibat tidak sempurnanya proses pembunuhan bakteri yang ada di dalam tubuh.

Perlu kita ketahui bersama bahwa obat itu bermacam-macam dan secara garis besar ada tiga golongan. Ada obat generik, obat bermerek, dan obat paten. Obat generik adalah obat yang sesuai dengan zat berkhasiat. Jadi kalau zat khasiatnya itu amoxicilin, maka di generik dijual dengan nama amoxicilin. Kalau bermerek, tergantung dari nama yang diberikan oleh produsen. Jadi sebetulnya cuma generik diberikan merek, tapi keampuhannya sama. Pemahaman orang awam tentang obat generik berkaitan dengan harga. Obat generik itu lebih murah dari obat paten. Tapi soal khasiat, sama saja. Apa yang perlu diketahui orang awam tentang obat generik sehingga ia bisa memilih?

Sebelumnya kita harus melihat khasiatnya, bukan hanya harga. Selama ini, dalam istilah generik dan paten ada salah kaprah. Obat paten adalah obat yang diberikan namanya berdasarkan penemunya. Misal, obat untuk kanker, HIV, flu burung itu berdasarkan riset dan hasil laboratorium pemasaran sendiri dan internasional selama 20 tahun sehingga mereka mendapatkan hak paten.


B.       Tujuan
1.         Memahami mekanisme kerja obat amoksisilin!
2.         Memahami Interaksi obat!
3.         Memahami Dosis yang tepat!
4.         Memahami Indikasi dan kontra indikasi!
5.         Yang perlu diperhatikan!
  
BAB II
PEMBAHASAN
A.       Pengertian
Penisilin merupakan kelompok antibiotika Beta Laktam yang telah lama dikenal. Pada tahun 1928 di London, Alexander Fleming menemukan antibiotika pertama yaitu Penisilin yang satu dekade kemudian dikembangkan oleh Florey dari biakan Penicillium notatum untuk penggunaan sistemik. Kemudian digunakan P. chrysogenum yang menghasilkan Penisilin lebih banyak.


Penisilin yang digunakan dalam pengobatan terbagi dalam Penisilin alam dan Penisilin semisintetik. Penisilin semisintetik diperoleh dengan cara mengubah struktur kimia Penisilin alam atau dengan cara sintesis dari inti Penisilin. Beberapa Penisilin akan berkurang aktivitas mikrobanya dalam suasana asam sehingga Penisilin kelompok ini harus diberikan secara parenteral. Penisilin lain hilang aktivitasnya bila dipengaruhi enzim Betalaktamase (Penisilinase) yang memecah cincin Betalaktam.

1.             Aktivitas dan Mekanisme Kerja Penisilin
Penisilin menghambat pembentukan Mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis dinding sel mikroba. Terhadap mikroba yang sensitif, Penisilin akan menghasilkan efek bakterisid (membunuh kuman) pada mikroba yang sedang aktif membelah. Mikroba dalam keadaan metabolik tidak aktif (tidak membelah) praktis tidak dipengaruhi oleh Penisilin, kalaupun ada pengaruhnya hanya bakteriostatik (menghambat perkembangan).



Oleh karenanya penting untuk menghabiskan antibiotika yang diresepkan dokter anda.

2.             Efek Samping Penisilin
Reaksi hipersensitif, mulai ruam dan gatal sampai serum sickness dan reaksi alergi sistemik yang serius. Nyeri tenggorokan atau lidah, lidah terasa berbulu lembut, muntah, diare. Mudah marah, halusinasi, kejang.

3.             Sediaan dari Penisilin
Antibiotika golongan penisilin yang beredar di pasaran untuk penggunaan oral adalah :

a.             Amoksisilin dan campurannya (asam klavulamat)
Bentuk tablet atau kapsul dengan kandungan Amoksisilin 250mg, 500 mg dan 875 mg. Agar Amoksisilin tidak rusak oleh asam lambung, Amoksisilin ada yang dikombinasi dengan asam Klavulamat 125 mg. Untuk sediaan ini tidak boleh dibagi/diracik karena kandungan optimum Asam Klavulamat untuk bentuk sediaan tablet 125 mg. Bentuk sediaan sirup dengan kandungan Amoksisilin 125 dan 250 mg / 5 ml. Bila dikombinasi dengan Asam Kavulamat, 31,25 mg Asam Klavulamat dan 125 mg Amoksisilin atau 62,5 mg Asam Klavulamat dan 250 mg Amoksisilin. Untuk sediaan injeksi biasa dalam bentuk vial 1.000 mg, dengan kombinasi Asam Klavulamat 200 mg.


b.             Ampisilin
Bentuk sediaan kapsul atau tablet dengan kandungan 250 mg, 500 mg atau 1000 mg. Bentuk sediaan sirup dengan kandungan 125 mg atau 250 mg/5 ml sirup. Untuk sediaan injeksi biasa dalam bentuk vial dengan kandungan 200 mg, 500 mg dan 1.000 mg Ampisilin. Dan ada kombinasi 1.000 mg Ampisilin dan 500 mg Sulbactam atau 500 mg Ampisilin dan 250 mg Sulbactam.

c.              Flucloxacilin
Di pasaran terdapat dalam bentuk kapsul dengan kandungan 250 mg dan 500 mg zat aktif juga dalam bentuk sirup dengan kandungan zat aktif 125 mg / 5 ml.

d.             Cloxacilin
Di pasaran terdapat dalam bentuk kapsul dengan kandungan 250 mg dan 500 mg zat aktif juga dalam bentuk vial dengan kandungan zat aktif 250 mg, 500 mg dan 1.000 mg /vial.

e.              Piperacilin
Di pasaran terdapat dalam kombinasi; 4 gram Piperacilin dengan 500 mg Tazobactam dalam bentuk vial.

f.               Sulbenicilin
Di pasaran terdapat dalam bentuk vial dengan kandungan 1 gram dan 2 gram zat aktif.

g.              Derivat penisilin lainnya
Seperti Phenoxymethyl Penicillin dan Benzathine Penicillin dalam bentuk vial untuk pemakaian injeksi.

4.             Penggunaan Klinik
a.             Infeksi kuman gram positif
Kuman dalam bentuk kokus seperti Pneumonia, Meningitis, Endokarditis, Otitis Media akut dan Mastoiditis, juga infeksi Stafilokokus. Kuman dalam bentuk batang seperti Difteria, Klostridia, Antraks, Listeria, Erisipeloid.

b.             Infeksi kuman gram negatif
Kuman dalam bentuk kokus seperti infeksi Meningokokus, Gonore, infeksi Gonokokus di ekstragenital, juga Sifilis. Kuman dalam bentuk batang seperti pada infeksi Salmonella dan Shigelia, Haemophilus influenzae, P. multocida.

B.       Farmakologi Amoxicilin
Amoxilin adalah antibiotika yang termasuk ke dalam golongan turunan dari penisilin semisintetik yang stabil dalam suasana asam, kerja bakterisidanya seperti ampisilin. Amoksisilin diabsorpsi dengan cepat dan baik pada saluran pencernaan makanan, tidak tergantung adanya makanan dan setelah 1 jam konsentrasi dalam darah tinggi. Amoksisilin diabsorpsi lebih baik daripada ampisilin. Amoksisilin terutama diekskresikan melalui ginjal, dalam air kemih amoksisilin terdapat dalam bentuk aktif.


Obat ini tidak membunuh bakteri secara langsung tetapi dengan cara mencegah bakteri membentuk semacam lapisan yang melekat disekujur tubuhnya. Lapisan ini bagi bakteri berfungsi sangat vital yaitu untuk melindungi bakteri dari perubahan lingkungan dan menjaga agar tubuh bakteri tidak tercerai berai. Bakteri tidak akan mampu bertahan hidup tanpa adanya lapisan ini. Amoxicillin sangat efektif untuk beberapa bakteri seperti Bacillus antharacis, Enterocococcus, Corynebacterium diptheriae, Salmonella sp, Shigella sp, H. influenzae, N. gonorrhoea, E. coli, Pneumococci, Streptococci, dan beberapa strain dari Staphylococci.

Sesuai dengan mekanisme kerja diatas maka Amoxicillin seharusnya memang digunakan untuk mengobati penyakit penyakit yang disebabkan oleh kuman kuman yang sensitif terhadap Amoxicillin. Beberapa penyakit yang biasa diobati dengan Amoxicillin antara lain infeksi pada telinga tengah, radang tonsil, radang tenggorokan, radang pada laring, bronchitis, pneumonia, infeksi saluran kemih, dan infeksi pada kulit. Amoxicillin juga bisa digunakan untuk mengobati gonorrhea.

Penggunaan obat untuk mengobati penyakit kita perlu hati-hati. Terlebih apabila obat tersebut termasuk antibiotika. Amoxycilin adalah obat termasuk antibiotika yang memiliki spektrum luas antara lain untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh organisme gram positif dan organisme gram negatif.

C.       Indikasi
Amoksisilina efektif terhadap penyakit:
ü  Infeksi saluran pernafasan kronik dan akut: tonsilitis, sinusitis, otitis media, pneumonia, faringitis (tidak untuk faringitis gonore), bronkitis, langritis.
ü  Infeksi saluran cerna: disentri basiler.
ü  Infeksi saluran kemih: gonore tidak terkomplikasi, uretritis, sistitis, pielonefritis.
ü  Infeksi pada kulit dan jaringan luar: selulitis, furunkulosis, pioderma.
ü  Infeksi lain: septikemia, endokarditis.

D.       Kontra Indikasi
ü  Penderita hipersensitif atau mempunyai riwayat hipersensitif terhadap antibiotik beta laktam (penicilin dan cephalosporin).
ü  Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang diketahui peka terhadap penisilin.

E.       Efek Samping
Pada pasien yang hipersensitif dapat terjadi reaksi alergi seperti urtikaria, ruam kulit, pruritus, angioedema dan gangguan saluran cerna seperti diare, mual, muntah, glositis dan stomatitis, IM; Rasa sakit pada tempat injeksi, IV; Flebitis.

F.        Interaksi Obat
ü  Probenesid dapat meningkatkan dan memperpanjang tingkat kadar Amoksisilin.
ü  Penggunaan bersama allopurinol dapat meyebabkan peningkatan terjadinya reaksi kulit.



G.       Dosis
1.         Penderita dengan fungsi ginjal normal:
a.        Infeksi saluran pernapasan atas, infeksi saluran urogenital, infeksi kulit dan jaringan lunak:
Dewasa : 2500 mg setiap 6-8 jam, tergantung kondisi. Anak (BB < 20 kg): 20 mg/Kg/hari dalam dosis 6-8 jam. Pada infeksi berat, dosis dapat ditingkatkan menjadi 500 mg tiap 6-8 jam (dewasa) dan 40 mg/kg/hari (anak) dalam dosis bagi tiap 6-8 jam.
b.        Infeksi saluran pernapasan bawah:
Dewasa: 500 mg tiap 6-8 jam. Anak (BB < 20 kg): 40 mg/kg/hari dalam dosis bagi tiap 6-8 jam.
c.         Septikemia:
Dewasa: pada infeksi intravena yang lebih serius: 1 gram setiap 6 jam dengan injeksi intravena yang lambat atau infus intravena dalam waktu 30 menit sampai 1 jam. Anak (BB < 20 kg): 20-40 mg/kg tiap 6-8 jam.



2.         Penderita dengan gangguan fungsi ginjal:
Untuk bersiahan kreatinin di atas 30 ml/menit tidak diperlukan penyesuain dosis. Dosis IV yang dianjurkan untuk dewasa dengan gangguan fungsi ginjal.
ü  Gagal sedang dengan bersihan kreatinin 10-30 ml/menit: 1 gram dilanjutkan 500 mg tiap 12 jam.
ü  Gagal berat dengan bersiahn kreatinin < 10 ml/menit: 1 gram dilanjutkan 500 mg tiap 24 jam.


H.       Hal yang perlu diperhatikan sewaktu menggunakan antibiotika Penisilin :
Amati tanda-tanda alergi Penisilin, seperti ruam atau gatal, yang timbul dalam waktu 20 menit (atau setelah beberapa hari). Waspadalah terutama bila terjadi kesulitan bernafas, rasa tercekik, pusing, cemas, lemah, dan berkeringat. Laporkan segera pada dokter gejala-gejala tersebut. Minumlah semua obat anda, walaupun anda sudah merasa sembuh, menghentikan pengobatan lebih awal dapat menyebabkan kekambuhan.

Jika anda lupa minum obat satu dosis, minumlah segera mungkin. Lalu jarak minum dosis obat yang tersisa pada hari itu diperpendek semuanya untuk memperbaiki dosis yang terlupa. Penisilin bekerja efektif bila kadar Penisilin dalam tubuh anda tetap.

Hindari makanan yang asam (jeruk asam, vitamin c) yang akan mengurangi keefektifan Penisilin. Hubungi dokter anda jika gejala-gejala penyakit anda tidak membaik dalam waktu beberapa hari setelah menggunakan Penisilin.


BAB II
PENUTUP
      Kesimpulan
Amoxicillin adalah antibiotika yang termasuk ke dalam golongan penisilin. Obat lain yang termasuk ke dalam golongan ini antara lain Ampicillin, Piperacillin, Ticarcillin, dan lain lain. Karena berada dalam satu golongan maka semua obat tersebut mempunyai mekanisme kerja yang mirip. Obat ini tidak membunuh bakteri secara langsung tetapi dengan cara mencegah bakteri membentuk semacam lapisan yang melekat disekujur tubuhnya. Lapisan ini bagi bakteri berfungsi sangat vital yaitu untuk melindungi bakteri dari perubahan lingkungan dan menjaga agar tubuh bakteri tidak tercerai berai. Bakteri tidak akan mampu bertahan hidup tanpa adanya lapisan ini. Amoxicillin sangat efektif untuk beberapa bakteri seperti H. influenzae, N. gonorrhoea, E. coli, Pneumococci, Streptococci, dan beberapa strain dari Staphylococci.

     Saran
Untuk menjaga khasiat obat ini, maka harus pula diperhatikan cara penyimpanannya. Amoxicillin sebaiknya disimpan dalam suhu kamar yaitu antara 20 sampai 25 derajat Celcius. Untuk sirop kering yang telah dicampur dengan air sebaiknya tidak digunakan lagi setelah 14 hari atau 2 minggu. Amoxicillin bisa diminum baik sebelum maupun setelah makan dan obat ini sangat jarang ditemukan berinteraksi dengan obat obat yang lain. Amoxicillin juga aman diberikan untuk ibu hamil dan menyusui walaupun ada beberapa kasus diare yang terjadi pada bayi yang disusui oleh ibu yang minum Amoxicillin.






Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...