PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pada awalnya yang pertama muncul
adalah filsafat dan ilmu-ilmu khusus merupakan bagian dari filsafat. Sehingga
dikatakan bahwa filsafat merupakan induk atau ibu dari semua ilmu (mater
scientiarum). Karena objek material filsafat bersifat umum yaitu
seluruh kenyataan, pada hal ilmu-ilmu membutuhkan objek khusus. Hal ini
menyebabkan berpisahnya ilmu dari filsafat. Meskipun pada perkembangannya
masing-masing ilmu memisahkan diri dari filsafat, ini tidak berarti hubungan
filsafat dengan ilmu-ilmu khusus menjadi terputus. Dengan ciri kekhususan yang
dimiliki setiap ilmu, hal ini menimbulkan batas-batas yang tegas di antara masing-masing ilmu.
Dengan kata lain tidak ada bidang pengetahuan yang menjadi penghubung ilmu-ilmu yang terpisah. Di sinilah filsafat berusaha untuk menyatupadukan masing-masing ilmu. Tugas filsafat adalah mengatasi spesialisasi dan merumuskan suatu pandangan hidup yang didasarkan atas pengalaman kemanusian yang luas. Ada hubungan timbal balik antara ilmu dengan filsafat. Banyak masalah filsafat yang memerlukan landasan pada pengetahuan ilmiah apabila pembahasannya tidak ingin dikatakan dangkal dan keliru. Dalam perkembangan berikutnya, filsafat tidak saja dipandang sebagai induk dan sumber ilmu, tetapi sudah merupakan bagian dari ilmu itu sendiri, yang juga mengalami spesialisasi.
Dengan kata lain tidak ada bidang pengetahuan yang menjadi penghubung ilmu-ilmu yang terpisah. Di sinilah filsafat berusaha untuk menyatupadukan masing-masing ilmu. Tugas filsafat adalah mengatasi spesialisasi dan merumuskan suatu pandangan hidup yang didasarkan atas pengalaman kemanusian yang luas. Ada hubungan timbal balik antara ilmu dengan filsafat. Banyak masalah filsafat yang memerlukan landasan pada pengetahuan ilmiah apabila pembahasannya tidak ingin dikatakan dangkal dan keliru. Dalam perkembangan berikutnya, filsafat tidak saja dipandang sebagai induk dan sumber ilmu, tetapi sudah merupakan bagian dari ilmu itu sendiri, yang juga mengalami spesialisasi.
Dalam
taraf peralihan ini filsafat tidak
mencakup keseluruhan, tetapi sudah menjadi sektoral. Contohnya
filsafat agama, filsafat hukum, dan filsafat ilmu adalah bagian dari
perkembangan filsafat yang sudah menjadi sektoral dan terkotak dalam satu
bidang tertentu. Dalam konteks inilah kemudian ilmu sebagai kajian filsafat
sangat relevan untuk dikaji dan didalami.
B. Tujuan
Penulisan
1.
Tujuan Umum
Ø Untuk mengetahui konsep ilmu.
Ø Untuk mengetahui konsep pengetahuan.
Ø Untuk mengetahui konsep ilmu
pengetahuan.
Ø Untuk mengetahui konsep keterkaitan
ilmu-pengetahuan-ilmu pengetahuan.
2.
Tujuan Khusus
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Filsafat Keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep
Ilmu
1.
Pengertian Ilmu
Ø Pengertian ilmu yang terdapat dalam kamus
Bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara
bersistem menurut metode tertentu.
Ø Ilmu adalah susunan sistemik
berdasarkan kaidah normatik tertentu terhadap Keterampilan, Pengertian,
Pemahaman, ataupun Pengetahuan.
Ø Ilmu merupakan sebuah pengetahuan tentang sebab akibat atau asal usul
yang memiliki ciri adanya suatu metedologi yang harus dicapai secara
logis dan koheren, memiliki hubungan dengan tanggung jawab ilmuwan, bersifat
universal, memiliki objektivitas tanpa disisipi oleh prasangka-prasangka
subjektif, dapat dikomunikasikan, kritis dimana tidak ada teori ilmiah yang
definitif, terbuka bagi peninjauan krotis dan berguna sebagai wujud hubungannya
antara teori dan praktek.
Adapun beberapa definisi ilmu
menurut para ahli seperti yang dikutip oleh Bakhtiar tahun 2005
diantaranya adalah :
· Mohamad
Hatta, mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan
hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut
kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari dalam.
·
Ralph
Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris, rasional,
umum dan sistematik, dan ke empatnya serentak.
· Karl
Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan
konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana.
·
Ashley
Montagu, menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu
sistem yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan
hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.
·
Harsojo
menerangkan bahwa ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang disistemasikan dan
suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu
dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya
dapat diamati oleh panca indera manusia. Lebih lanjut ilmu didefinisikan
sebagai suatu cara menganalisis yang mengijinkan kepada ahli-ahlinya untuk
menyatakan suatu proposisi dalam bentuk : “ jika …. maka “.
·
Afanasyef,
menyatakan ilmu adalah manusia tentang alam, masyarakat dan pikiran. Ia
mencerminkan alam dan konsep-konsep, katagori dan hukum-hukum, yang
ketetapannya dan kebenarannya diuji dengan pengalaman praktis.
Dalam memahami sebuah ilmu terdapat sebuah aktivitas yang berpangkal pada konsep
struktur pemikiran manusia. Pembentukan sebuah
konsep terkait dengan 4 hal yaitu:
Ø Kenyataan dimana merupakan sebuah misteri apabila tidak diungkapkan dalam
bahasa
Ø Teori yang merupakan tingkat pengertian seseorang yang sudah teruji
sehingga dapat dipakai dalam pemahaman suatu hal
Ø Kata-kata yang merupakan cerminan ide-ide yang diungkapkan secara verbal
Ø Pemikiran yang merupakan hasil akan manusia yang diekspresikan dalam
bentuk bahasa
2.
Karakteristik Ilmu
Suatu
kegiatan dikatakan sebuah ilmu apabila memiliki 6 karakteristik, diantaranya:
Ø Masalah
Masalah merupakan suatu kegiatan ilmiah yang bertitik tolak dari persoalan yang
dapat menarik perhatian. Apabila tidak terdapat suatu masalah, maka juga tidak
terdapat sebuah ilmu, sebab ilmu tumbuh dari suatu permasalahan yang ada untuk
dipecahkan. Rasa ingin tahu dari masalah tersebut itulah yang akan menimbulkan
sebuah ilmu.
Ø Sikap
Karena adanya
suatu masalah, maka seseorang harus memilki sikap terhadap masalah tersebut
agar masalah tersebut dapat teratasi. Sikap ingin tahu inilah yang harus
dimiliki seseorang untuk menghadapi suatu masalah untuk menghasilkan sebuah
ilmu.
Ø Metode
Metode
merupakan sebuah cara yang digunakan dalam menyelesaikan persoalan. Tanpa memiliki suatu cara-cara tertentu, masalah sulit terselesaikan, cara-cara
yang dimaksud tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan untuk menghasilkan
sebuah ilmu.
Ø Aktivitas
Merupakan
seluruh aktivitas manusia dalam menghadapi permasalahn yang jelas dan
terencana. Dengan aktivitas inilah dapat digunakan untuk membangun sebuah ilmu,
dan aktivitas ini tergantung kepada kemampuan yang dimiliki seseorang,
keterampilan, adanya kesadaran moral dan usaha bagi seseorang yang ingin
menghasilkan sebuah ilmu.
Ø Solusi
Solusi
merupakan ciri yang menandakan bahwa sebuah ilmu akan dapat memecahkan
persoalan dengan menggunakan sebuah prinsip umum atau hukum-hukum tertentu.
Ø Pengaruh
Pengaruh
merupakan bagian dari kegiatan ilmiah yang dapat memperlihatkan sejauh mana
pengaruh ilmu terhadap masalah-masalah kehidupan. Apakah berpengaruh positif
atau juga dapat berpengaruh negatif. Hasil pemecahan masalah dan pengaruh
tersebut merupakan konsekuensi dari masing-masing ilmu.
B.
Konsep
Pengetahuan
1.
Pengertian
Pengetahuan
Ø Pengetahuan
adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan
terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia,
yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga.
Ø Pengetahuan
adalah merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian
yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan ini terjadi
setelah orang malakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu obyek tertentu.
Ø Pengetahuan
merupakan justified true believe. Seorang individu membenarkan (justifies)
kebenaran atas kepercayaannya berdasarkan observasinya mengenai dunia. Jadi
bila seseorang menciptakan pengetahuan, ia menciptakan pemahaman atas suatu
situasi baru dengan cara berpegang pada kepercayaan yang telah dibenarkan.
Dalam definisi ini, pengetahuan merupakan konstruksi dari kenyataan,
dibandingkan sesuatu yang benar secara abstrak. Penciptaan pengetahuan tidak
hanya merupakan kompilasi dari fakta-fakta, namun suatu proses yang unik pada
manusia yang sulit disederhanakan atau ditiru. Penciptaaan pengetahuan
melibatkan perasaan dan sistem kepercayaan (belief sistems) dimana perasaan
atau sistem kepercayaan itu bisa tidak disadari.
2.
Jenis
Pengetahuan
a.
Pengetahuan Implisit
Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih
tertanam dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak
bersifat nyata seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip. Pengetahuan
diam seseorang biasanya sulit untuk ditransfer ke orang lain baik secara
tertulis ataupun lisan.
Kemampuan berbahasa, mendesain, atau mengoperasikan
mesin atau alat yang rumit membutuhkan pengetahuan yang tidak selalu bisa
tampak secara eksplisit, dan juga tidak sebegitu mudahnya untuk
mentransferkannya ke orang lain secara eksplisi. Contoh sederhana dari
pengetahuan implisit adalah kemampuan mengendara sepeda. Pengetahuan umum dari
bagaimana mengendara sepeda adalah bahwa agar bisa seimbang, bila sepeda oleh
ke kiri, maka arahkan setir ke kanan. Untuk berbelok ke kanan, pertama belokkan
dulu setir ke kiri sedikit, lalu ketika sepeda sudah condong ke kenan, belokkan
setir ke kanan. Tapi mengetahui itu saja tidak cukup bagi seorang pemula untuk
bisa menyetir sepeda.
Seseorang yang memiliki pengetahuan implisit
biasanya tidak menyadari bahwa dia sebenarnya memilikinya dan juga bagaimana
pengetahuan itu bisa menguntungkan orang lain. Untuk mendapatkannya, memang
dibutuhkan pembelajaran dan keterampilan, namun tidak lantas dalam
bentuk-bentuk yang tertulis. Pengetahuan implisit seringkali berisi kebiasaan
dan budaya yang bahkan kita tidak menyadarinya.
b.
Pengetahuan Eksplisit
Pengetahuan
eksplisit adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan atau disimpan dalam
wujud nyata berupa media atau semacamnya. Dia telah diartikulasikan ke dalam
bahasa formal dan bisa dengan relatif mudah disebarkan secara luas.
Informasi
yang tersimpan di ensiklopedia (termasuk Wikipedia) adalah contoh yang bagus
dari pengetahuan eksplisit. Bentuk paling umum dari pengetahuan eksplisit
adalah petunjuk penggunaan, prosedur, dan video how-to. Pengetahuan juga bisa
termediakan secara audio-visual. Hasil kerja seni dan desain produk juga bisa
dipandang sebagai suatu bentuk pengetahuan eksplisit yang merupakan
eksternalisasi dari keterampilan, motif dan pengetahuan manusia.
c.
Pengetahuan Empiris
Pengetahuan
yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai
pengetahuan empiris atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa
didapatkan dengan melakukan pengamatan yang dilakukan secara empiris dan
rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang menjadi
pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan dan menggambarkan segala
ciri, sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris tersebut. Pengetahuan
empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulangkali.
Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk memimpin organisasi dengan
sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang manajemen organisasi.
d.
Pengetahuan Rasionalisme
Pengetahuan
rasionalisme adalah pengetahuan yang diperoleh melalui akal budi. Rasionalisme
lebih menekankan pengetahuan yang bersifat apriori; tidak menekankan pada
pengalaman. Misalnya pengetahuan tentang matematika.
Dalam
matematika, hasil 1 + 1 = 2 bukan didapatkan melalui pengalaman atau pengamatan
empiris, melainkan melalui sebuah pemikiran logis akal budi.
3.
Tingkatan
Pengetahuan
Menurut Rogers, pengetahuan di
cakup di dalam domain kognitif 6 tingkatan;
a.
Tahu (Know)
Tahu
di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya.
Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)
terhadap situasi yang sangat spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau
rangsangan yang telah di terima. Oleh sebab itu, ini adalah merupakan tingkatan
pengetahuan yang paling rendah.
b.
Memahami (Comprehention)
Memahami
diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek
yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
Orang yang telah paham harus dapat menjelaskan, menyimpulkan, meramalkan terhadap
objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan
yang bergizi.
c.
Aplikasi (Aplication)
Aplikasi
adalah kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan
kondisi nyata. Aplikasi dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum,
rumus-rumus, metode-metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi
yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam
perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip
siklus pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.
d.
Analisis (Analysis)
Suatu
kemampuan menjabarkan materi atau kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam
struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat diteliti dari penggantian kata seperti dapat menggambarkan
(menurut bagian), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
e.
Sintesis (Syntesis)
Menunjukkan
kepada suatu komponen untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di
dalam satu bentuk keseluruhan yang baru. Merupakan kemampuan menyusun,
merencanakan, meringkaskan, menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori
atau rumusan-rumusan yang ada.
f.
Evaluasi (Evaluation)
Ø Berkaitan
dengan kemampuan melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi
atau objek. Penilaian-penilaian berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan
sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada misalnya : dapat
membandingkan antara anak-anak yang cukup gizi dengan anak-anak yang kekurangan
gizi, dapat menanggapi terjadinya wabah diare di suatu tempat, dapat
menafsirkan sebab ibu-ibu tidak mau ikut KB dan sebagainya.
Ø Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (overt behavior). Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dibandingkan dengan
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974)
mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru),
di dalam diri seseorang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :
1)
Awareness (kesadaran), dimana orang
tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus
objek.
2)
Interest (merasa tertarik) terhadap
stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai timbul.
3)
Evalution (menimbang-nimbang) terhadap
baik atau buruknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap
responden sudah lebih baik lagi.
4)
Trial, dimana subjek mulai mencoba
melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
5)
Adoption, dimana subjek telah
berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap
stimulus.
4.
Cara
Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007)
pengetahuan sepanjang sejarah dapat dikelompokkan menjadi dua berdasarkan cara
yang tetap digunakan untuk memperoleh kebenaran, yaitu :
a.
Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan
1)
Cara coba-coba salah (Trial dan Error)
Cara
ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan dan bahkan mungkin sebelum
adanya peradapan yang dilakukan dengan menggunakan kemungkinaan yang lain
sampai masalah dapat dipecahkan.
2)
Cara kekuasaan atau otoriter
Sumber
pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal
maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan. Prinsip ini adalah orang
lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang punya otoriter, tanpa
terlebih dahulu membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris maupun
berdasarkan masa lalu.
3)
Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman
pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan
dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapkan pada masa lalu.
4)
Melalui jalan pikiran
Dalam
memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran, baik
melalui induksi maupun deduksi. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu melalui
pernyataan-pernyataan khusus kepada yang umum dinamakan induksi, sedangkan
deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum kepada yang
khusus.
b.
Cara modern dalam memperoleh pengetahuan
Cara
ini disebut “metode penelitian ilmiah“ atau lebih populer disebut metodologi
penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Franeuis Bacor (1561-1626)
kemudian dikembangkan oleh Deobold van Dallien akhirnya lahir suatu cara
penelitian yang dewasa ini kita kenal sebagai metodologi penelitian ilmiah.
5.
Faktor
Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan
Menurut
berbagai sumber dari berbagai literatur yang berhubungan, berikut adalah
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang sesuatu
hal :
a.
Umur
Usia
adalah umur yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat ia akan berulang
tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat yang lebih
dewasa akan lebih dipercaya dari pada orang yang belum cukup tinggi tingkat
kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya.
b.
Pendidikan
Pendidikan
berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang
lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. Makin tinggi tingkat pendidikan
seseorang maka makin mudah dalam menerima informasi, sehingga semakin banyak
pula pengetahuan yang dimiliki.
c.
Lingkungan
Lingkungan
adalah seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat
mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. Lingkungan adalah
input kedalam diri seseorang sehingga sistem adaptif yang melibatkan baik
faktor internal maupun faktor eksternal. Seseorang yang hidup dalam lingkungan
yang berpikiran luas maka pengetahuannya akan lebih baik daripada orang yang
hidup di lingkungan yang berpikiran sempit.
d.
Pekerjaan
Pekerjaan
adalah serangkaian tugas atau kegiatan yang harus dilaksanakan atau
diselesaikan oleh seseorang sesuai dengan jabatan atau profesi masing-masing.
Status pekerjaan yang rendah sering mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.
Pekerjaan biasanya sebagai simbol status sosial di masyarakat. Masyarakat akan
memandang seseorang dengan penuh penghormatan apabila pekerjaannya sudah
pegawai negeri atau pejabat di pemerintahan.
e.
Sosial Ekonomi
Variabel
ini sering dilihat angka kesakitan dan kematian, variabel ini menggambarkan
tingkat kehidupan seseorang yang ditentukan unsur seperti pendidikan,
pekerjaan, penghasilan dan banyak contoh serta ditentukan pula oleh tempat
tinggal karena hal ini dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan termasuk
pemeliharaan kesehatan.
f.
Informasi yang diperoleh
Informasi
dapat diperoleh di rumah, di sekolah, lembaga organisasi, media cetak dan
tempat pelayanan kesehatan. Ilmu pengetahuan dan teknologi membutuhkan
informasi sekaligus menghasilkan informasi. Jika pengetahuan berkembang sangat
cepat maka informasi berkembang sangat cepat pula.
Adanya
ledakan pengetahuan sebagai akibat perkembangan dalam bidang ilmu dan
pengetahuan, maka semakin banyak pengetahuan baru bermunculan.
g.
Pengalaman
Merupakan
sumber pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh kebenaran dan pengetahuan.
Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
memecahkan masalah yang dihadapi di masa lalu. Orang yang memiliki pengalaman
akan mempunyai pengetahuan yang baik bila dibandingkan dengan orang yang tidak
memiliki pengalaman dalam segi apapun.
6.
Pengukuran
Tingkat Pengetahuan
Pengukuran
pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan
tentang isi materi yang ingin diukur dari objek penelitian atau responden. Data
yang bersifat kualitatif digambarkan dengan kata-kata, sedangkan data yang
bersifat kuantitatif berwujud angka-angka, hasil hasil perhitungan atau
pengukuran, dapat diproses dengan cara dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah
yang diharapkan dan diperoleh persentase, setelah dipersentasekan lalu
ditafsirkan kedalam kalimat yang bersifat kualitatif.
a.
Kategori baik yaitu menjawab benar 76 %
– 100 % dari yang diharapkan
b.
Kategori cukup yaitu menjawab benar 56 %
– 75 % dari yang diharapkan
c.
Kategori kurang yaitu menjawab benar
dibawah 56 % dari yang diharapkan.
NANDA menjelaskan bahwa
faktor-faktor yang terkait dengan kurang pengetahuan (deficient knowledge)
terdiri dari: kurang terpapar informasi, kurang daya ingat/hapalan, salah
menafsirkan informasi, keterbatasan kognitif, kurang minat untuk belajar dan
tidak familiar terhadap sumber informasi (Nanda, 2005).
Dari hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan/knowledge seseorang di tentukan
oleh faktor-faktor sebagai berikut:
a.
Keterpaparan terhadap informasi
b.
Daya ingat
c.
Interpretasi informasi
d.
Kognitif
e.
Minat belajar, dan
f.
Kefamiliaran akan sumber informasi
7.
Dasar-Dasar
Pengetahuan
a.
Tradisi
Dengan
adat istiadat kita dan profesi keperawatan beberapa pendapat diterima sebagai
sesuatu yang benar. Banyak pertanyaan terjawab dan banyak permasalahan dapat
dipecahkan berdasarkan suatu tradisi. Tradisi adalah suatu dasar pengetahuan di
mana setiap orang tidak dianjurkan untuk memulai mencoba memecahkan masalah.
Akan tetapi tradisi mungkin terdapat kendala untuk kebutuhan manusia karena beberapa
tradisi begitu melekat sehingga validitas, manfaat, dan kebenarannya tidak
pernah dicoba/diteliti.
b.
Autoritas
Dalam
masyarakat yang semakin majemuk adanya suatu autoritas seseorang dengan
keahlian tertentu, pasien memerlukan perawat atau dokter dalam lingkup medik.
Akan tetapi seperti halnya tradisi jika keahliannya tergantung dari pengalaman
pribadi sering pengetahuannya tidak teruji secara ilmiah.
c.
Pengalaman Seseorang
Kita
semua memecahkan suatu permasalahan berdasarkan obsesi dan pengalaman sebelumnya,
dan ini merupakan pendekatan yang penting dan bermanfaat. Kemampuan untuk
menyimpulkan, mengetahui aturan dan membuat prediksi berdasarkan observasi
adalah penting bagi pola penalaran manusia.
Akan tetapi pengalaman individu tetap mempunyai
keterbatasan pemahaman :
1)
Setiap pengalaman seseorang mungkin
terbatas untuk membuat kesimpulan yang valid tentang situasi, dan
2)
Pengalaman seseorang diwarnai dengan
penilaian yang bersifat subyektif.
d.
Pengalaman Trial dan Error
Kadang-kadang
kita menyelesaikan suatu permasalahan keberhasilan kita dalam menggunakan
alternatif pemecahan melalui coba dan salah. Meskipun pendekatan ini untuk
beberapa masalah lebih praktis sering tidak efisien. Metode ini cenderung
mengandung resiko yang tinggi, penyelesaiannya untuk beberapa hal mungkin
“idiosyentric”.
e.
Alasan yang logis
Kita
sering memecahkan suatu masalah berdasarkan proses pemikiran yang logis.
Pemikiran ini merupakan komponen yang penting dalam pendekatan ilmiah, akan
tetapi alasan yang rasional sangat terbatas karena validitas alasan deduktif
tergantung dari informasi dimana seseorang memulai, dan alasan tersebut mungkin
tidak efisien untuk mengevaluasi akurasi permasalahan.
f.
Metode ilmiah
Pendekatan
ilmiah adalah pendekatan yang paling tepat untuk mencari suatu kebenaran karena
didasari pada pengetahuan yang terstruktur dan sistematis serta dalam
mengumpulkan dan menganalisa datanya didasarkan pada prinsip validitas dan
reliabilitas.
C.
Konsep
Ilmu Pengetahuan
1.
Pengertian Ilmu Pengetahuan
Ø Ilmu
pengetahuan adalah keseluruhan system pengetahuan manusia yang telah dibakukan
secara sistematis. Ini berarti pengetahuan jauh lebih spontan sifatnya,
sedangkan ilmu pengetahuan lebih sistematis dan reflektif.
Ø Ilmu pengetahuan adalah usaha yang
bersifat multi dimensional, sehingga dapat didefinisikan dalam berbagai cara
dan tidak baku. Walau demikian ilmu pengetahuan perlu dilihat sebagai suatu
dasar (basic) proses berpikir manusia dalam melaksanakan berbagai
penelitian. Untuk itu ilmu pengetahuan dapat dihubungkan dengan metode dan proses
penelitian tersebut.
Ø Ilmu pengetahuan secara etimologi
merupakan kata bentukan yang berasal dari 2 kata yaitu ilmu dan pengetahuan.
Ilmu adalah suatu hasil dari proses kerja otak, sedangkan pengetahuan yang
berkata dasar tahu artinya sadar/insaf dengan penambahan afiksasi pe-an (
pengetahuan) menjadi kata benda artinya kumpulan dari hasil kesadaran manusia
terhadap sesuatu. Misalnya kesadaran manusia terhadap fenomena alam maka muncul
Ilmu alam, kesadaran manusia terhadap fenomena sosial maka muncul ilmu sosial,
kesadaran manusia terhadap fenomena kebudayaan maka muncul ilmu budaya dan lain
sebagainya.
2.
Macam – macam Ilmu Pegetahuan
Ilmu
pengetahuan dibagi menjadi 2 macam :
Ø Ilmu pengetahuan exacta (nyata)
Ø Ilmu pengetahuan abstrak (tanpa
wujud)
3.
Ciri – ciri Ilmu Pegetahuan
Ilmu
pengetahuan memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu:
a.
merupakan
seperangkat pengetahuan yang sistematis;
b.
memiliki
metode yang efektif;
c.
memiliki
objek;
d.
memiliki
rumusan kebenaran-kebenaran umum;
e.
bersifat
objektif;
f.
dapat
memberikan perkiraan atau prediksi.
D.
Keterkaitan Ilmu – Pengetahuan –
Ilmu Pengetahuan
Perbedaan
antara pengetahuan dengan ilmu pengetahuan adalah terletak pada konsep dari
keduanya, dimana pengetahuan lebih spontan sifatnya, sedangkan ilmu pengetahuan
lebih sistematis dan reflektif, sesuai dengan pengertiannya bahwa ilmu
pengetahuan adalah keseluruhan system pengetahuan manusia yang telah dibakukan
secara sistematis. Dengan demikian pengetahuan jauh lebih luas daripada ilmu
pengetahuan karena pengetahuan mencakup segala sesuatu yang diketahui manusia
tanpa perlu berarti telah dibakukan secara sistematis.
Pengetahuan
mencakup penalaran, penjelasan tentang manusia mengetahui sesuatu, juga mencakup
praktek atau kemampuan teknis dalam memecahkan berbagai persoalan hidup yang belum
dibakukan secara sistematis dan metodis. Dengan perbedaan ini, bahwa tidak
hanya ada filsafat ilmu pengetahuan melainkan ada juga filsafat pengetahuan.
Filsafat
pengetahuan terutama berkaitan dengan upaya mengkaji segala sesuatu yang
berkaitan dengan pengetahuan manusia pada umumnya, terutama menyangkut gejala
pengetahuan dan sumber pengetahuan manusia. Di lain pihak filsafat ilmu
pengetahuan adalah cabang filsafat yang mempersoalan yang berkaitan dengan ilmu
pengetahuan.
Selain
terdapat perbedaan antara pengetahuan dan ilmu pengetahuan juga terdapat
hubungan yang erat. Didalam ilmu pengetahuan ada yang disebut dengan metode
ilmiah, yang merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut
ilmu.
Jadi, Ilmu
merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah. Tidak semua
pengetahuan disebut ilmu sebab ilmu merupakan pengetahuan yang cara
mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang harus
dipenuhi agar suatu pengetahuan dapat disebut ilmu tercantum dalam apa yang
dinamakan metode ilmiah. Dari pemaparan
diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan ilmu pengetahuan adalah hal yang
berbeda namun memiliki hubungan yang erat.
Suatu
pengetahuan akan menjadi sebuah ilmu apabila telah diuji secara sistematik
dengan menggunakan metode ilmiah. Bagan berikut
menjelaskan rincian pengertian Ilmu, Pengetahuan, dan Ilmu Pengetahuan serta
pengelompokan Ilmu Pengetahuan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
ü Ilmu merupakan sebuah pengetahuan tentang sebab akibat atau asal usul
yang memiliki ciri-ciri adanya suatu
metedologi yang harus dicapai secara logis dan koheren.
ü Pengetahuan
merupakan hasil “tahu” atau mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali
kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Dimana
terjadi setelah orang malakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu obyek
tertentu, baik melalui pengindraan dan atas kepercayaannya berdasarkan
observasinya.
ü Ilmu
pengetahuan merupakan keseluruhan system pengetahuan manusia yang telah
dibakukan secara sistematis dan reflektif.
ü Pengetahuan
dan ilmu pengetahuan adalah hal yang berbeda namun memiliki hubungan yang erat.
Ilmu merupakan pengetahuan yang
didapatkan lewat metode ilmiah. Suatu
pengetahuan akan menjadi sebuah ilmu apabila telah diuji secara sistematik
dengan menggunakan metode ilmiah.
DAFTAR
PUSTAKA
Ø Soedojo,
Peter. 2004. Pengantar Sejarah dan
Filsafat Ilmu Pengetahuan Alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar