Hepatitis B
A. Pendahuluan
Dalam masyarakat kita,
penyakit hepatitis biasa dikenal sebagai penyakit kuning. Sebenarnya hepatitis
adalah peradangan organ hati (liver) yang disebabkan oleh berbagai faktor.
Faktor penyebab penyakit hepatitis atau sakit kuning ini antara lain adalah
infeksi virus, gangguan metabolisme, konsumsi alkohol, penyakit autoimun, hasil
komplikasi dari penyakit lain, efek samping dari konsumsi obat-obatan maupun
kehadiran parasit dalam organ hati (liver). Lalu mengapa masyarakat kita
menyebutnya sebagai penyakit kuning? Begini penjelasannya. Salah satu gejala
penyakit hepatitis (hepatitis symptoms) adalah timbulnya warna kuning pada
kulit, kuku dan bagian putih bola mata.
Peradangan pada sel hati
dapat menyebabkan kerusakan sel-sel, jaringan, bahkan semua bagian dari organ
hati (liver). Jika semua bagian organ hati (liver) telah mengalami kerusakan
maka akan terjadi gagal hati (liver) yang menyebabkan kematian. Meskipun saat
ini telah ada teknologi pencangkokan/transplantasi organ hati (liver) untuk
mengganti organ hati (liver) yang telah tidak berfungsi, tetapi selain biayanya
sangat mahal, kesuksesan pencangkokan hati hingga saat ini masih sangat kecil
persentasenya. Sekitar satu per tiga dari populasi dunia pernah terpapar pada suatu
waktu pada virus hepatitis B (HBV). Selain itu, hampir 350 juta
individu-individu diseluruh dunia terinfeksi secara kronis (durasi yang lama)
dengan virus ini. Sebagai akibatnya, komplikasi-komplikasi dari infeksi virus
hepatitis B menjurus pada dua juta kematian-kematian setiap tahunnya.
Menurut angka-angka dari
Centers for Disease Control (CDC), 140,000 sampai 320,000 kasus-kasus akut
(durasi yang pendek) hepatitis B (infeksi hati dengan virus hepatitis) terjadi
setiap tahun di Amerika. Hanya kira-kira 50% dari orang-orang dengan hepatitis
B akut, bagaimanapun, mempunyai gejala-gejala (adalah simptomatik). Diantara
pasien-pasien yang simptomatik (symptomatic), 8,400 sampai 19,000 orang-orang
diopname dan 140 sampai 320 meninggal setiap tahun di Amerika. Pada dekade yang
lalu, bagaimanapun, suatu penurunan yang lebih dari 70% dalam kejadian
hepatitis B akut telah terjadi di Amerika. Penurunan ini mungkin berkaitan
dengan kesadaran publik yang meninggi pada HIV dan AIDS dan praktek-praktek
seksual yang lebih aman yang diakibatkannya. (Hepatitis Virus B dan HIV
disebarkan dalam suatu cara yang hampir sama). Pada saat ini, kejadian-kejadian
hepatitis B akut yang paling tinggi adalah diantara dewasa-dewasa muda,
terutama orang-orang hitam dan orang-orang hispanik, antara umur 20 dan 30
tahun.
Kebanyakan dewasa-dewasa
(lebih besar dari 95%) dengan hepatitis B akut akan sembuh sepenuhnya. Sebagai
akibatnya, mereka akan menjadi imun (terlindung dari) terhadap suatu infeksi
virus hepatitis B masa depan. Berlawanan dengannya, kebanyakan bayi-bayi dan
anak-anak yang terinfeksi dengan virus hepatitis B akut akan menjadi terinfeksi
kronis dengan virus. Jadi, di Amerika, suatu perkiraan dari 1 sampai 1.25 juta
orang-orang terinfeksi kronis dengan virus hepatitis B. Lebih jauh, 5,000
sampai 6,000 orang-orang meninggal setiap tahun dari penyakit hati virus
hepatitis B kronis dan komplikasi-komplikasinya, termasuk kanker hati
(hepatocellular carcinoma) primer (berasal dari hati).
Pada beberapa bagian-bagian
dunia, infeksi virus hepatitis B adalah selalu hadir (endemic) dalam
populasinya. Contohnya, di Asia Tenggara dan Afrika Sub-Sahara, sebanyak 15
sampai 20% dari dewasa-dewasa terinfeksi kronis dengan virus hepatitis B. Di
Amerika, angka-angka sebegitu tinggi dari infeksi-infeksi kronis terlihat hanya
diantara kelompok-kelompok etnik spesifik yang tertentu. Kelompok-kelompok ini
termasuk pribumi-pribumi Alaska, orang-orang kepulauan Pasifik, dan bayi-bayi
dari ibu-ibu imigran (pendatang) generasi pertama dari negara-negara dengan
angka-angka infeksi virus hepatitis B yang tinggi.
B. Definisi Virus Hepatitis B
Virus hepatitis B termasuk
suatu keluarga dari virus-virus DNA yang disebut Hepadnaviridae. Virus-virus
ini terutama menginfeksi sel-sel hati. Nama keluarga datang dari Hepar, berarti
hati; DNA, merujuk pada deoxyribonucleic acid, materi genetik virus; dan
viridae, berarti virus. Virus-virus lain dalam keluarga ini dapat menyebabkan
hepatitis pada hewan-hewan tertentu. Virus-virus ini termasuk virus hepatitis
woodchuck, virus hepatitis bajing tanah, dan virus hepatitis bebek.
Hepadnaviridae adalah sangat serupa satu dengan lainnya. Maka, beberapa
model-model hewan telah dikembangkan untuk mempelajari virus hepatitis B dan
untuk mengevaluasi obat-obat baru untuk merawat virus hepatitis B.
Gen-gen dari virus hepatitis
B mengandung kode-kode genetik untuk membuat sejumlah produk-produk protein,
termasuk hepatitis B surface antigen (HBsAg), hepatitis B core antigen (HBcAg),
hepatitis B e antigen (HBeAg), dan DNA polymerase. Keempat protein-protein ini
adalah penting untuk diketahui karena mereka diukur dalam tes-tes darah yang
digunakan untuk mendiagnosis virus hepatitis B.
Virus hepatitis B terdiri
hanya dari suatu partikel core (bagian pusat) dan suatu bagian luar yang
mengelilinginya (surrounding envelope). Core terdiri dari HBcAg, dimana bagian
luar terdiri dari HBsAg. Partikel core mengandung virus hepatitis B DNA
(VHB-DNA), HBeAg, dan DNA polymerase. HBeAg, seperti didiskusikan kemudian,
melayani sebagai suatu marker (penanda) dari kemampuan virus untuk menyebarkan
infeksi. DNA polymerase adalah suatu bagian penting dari proses reproduksi
virus yang unik dari virus. Apa yang relevan (bersangkut-paut) disini adalah
bahwa virus HIV (human immunodeficiency virus) juga ber-reproduksi menggunakan
proses yang sama ini. Sebagai akibatnya, banyak obat-obat yang telah
dikembangkan untuk menghambat proses reproduksi ini untuk merawat infeksi HIV
mungkin juga adalah efektif dalam merawat infeksi virus hepatitis B kronis.
C. Cara Virus Hepatitis B Melukai Hati
Virus hepatitis B sendiri
tidak secara langsung menyebabkan kerusakkan pada hati. Agaknya, respon imun
tubuh pada virus secara bertentangan menyebabkan kerusakkan. Jadi, pada suatu
infeksi virus hepatitis B, respon imun tubuh pada virus bertanggunga jawab
untuk kedua-duanya, eliminasi (penghilangan) virus hepatitis B dari tubuh dan
kesembuhan dari infeksi. Namun, pada saat yang bersamaan, luka pada sel-sel
hati disebabkan oleh respon imun yang sama itu pada virus hepatitis B dalam
sel-sel hati.
Oleh karenanya, ada suatu
keseimbangan antara efek-efek yang melindungi dan yang merusak dari respon
sistim imun pada virus hepatitis B. Bagaimana keseimbangan ini dicapai
menentukan hasil akhir pada seorang individu yang terinfeksi dengan virus
hepatitis. Makanya, suatu infeksi virus hepatitis B akut dapat menjurus pada
kesembuhan (hasil yang umum), pada gagal hati akut (jarang), dan adakalanya
pada infeksi kronis. Infeksi kronis dapat berakibat pada suatu keadaan pengidap
sehat (healthy carrier, dimana orang yang terpengaruhi mengandung virus namun
tetap sehat) atau berlanjut ke sirosis (luka parut yang berat, atau fibrosis
dari hati) dan komplikasi-komplikasinya, termasuk kanker hati.
D. Penyebaran/Penularan Hepatitis B
Virus hepatitis B disebar
atau didapat melalui paparan pada darah yang terinfeksi atau
pengeluaran-pengeluaran (sekresi) tubuh. Konsentrasi-konsentrasi dari virus
hepatitis B yang paling tinggi ditemukan dalam darah, air mani (semen), kotoran
vagina, air susu ibu, dan air liur. Hanya ada konsentrasi-konsentrasi virus
hepatitis B yang rendah dalam urin dan tidak ada dalam feces. Oleh karenanya,
hepatitis B tidak disebar melalui makanan atau minuman atau kontak yang
sepintas lalu. Lebih jauh, virus hepatitis B tidak lagi ditulari oleh transfusi-transfusi
darah karena semua darah untuk transfusi disaring (diperiksa) untuk meniadakan
pencemaran atau kontaminasi dengan virus hepatitis B.
Di Amerika, dewasa-dewasa
dan dewasa-dewasa muda bertanggung jawab pada kebanyakan kasus-kasus infeksi
hepatitis B yang dilaporkan. Kontak seksual (intercourse) adalah cara-cara
penularan yang paling umum. Virus juga dapat ditularkan oleh darah atau cairan
tubuh yang tercemar virus hepatitis B dalam beberapa cara-cara yang berbeda.
Cara-cara ini termasuk penggunaan obat secara intravena, skin-popping (suntikan
dibawah kulit), tato, menindi tubuh (body piercing), dan akupunktur menggunakan
alat-alat yang tidak steril. Sebagai tambahan, virus hepatitis B dapat ditulari
melalui penggunaan bersama sikat-sikat gigi dan alat-alat cukur. Akhirnya,
serangga-serangga penghisap darah seperti nyamuk-nyamuk dan kutu-kutu ranjang
didaerah tropis dilaporkan telah menularkan virus hepatitis B.
Terakhir (namun bukan yang
paling akhir), virus hepatitis B dapat ditularkan dari ibu-ibu yang terinfeksi
kepada bayi-bayi mereka pada waktu kelahiran (yang disebut penularan vertikal).
Ini adalah cara-cara penularan yang paling penting di wilayah-wilayah dimana
infeksi virus hepatitis B selalu hadir (endemik), seperti di Asia Tenggara dan
Afrika Sub-Sahara. Angka penularan virus hepatitis B kepada bayi-bayi yang baru
lahir dari ibu-ibu yang sangat terinfeksi adalah sangat tinggi, mendekati 100%.
Lebih dari itu, seperti diindikasikan lebih awal, hampir semua dari bayi-bayi
ini akan mengembangkan infeksi virus hepatitis B kronis.
E. Gejala-Gejala Hepatitis B Akut
Hepatitis B akut adalah
penyakit awal yang timbulnya cepat dan berlangsung singkat yang berakibat dari
infeksi virus hepatitis B. Kira-kira 70% dari dewasa-dewasa dengan hepatitis B
akut mempunyai sedikit atau tidak ada gejala-gejala. Sisanya yang 30%
mengembangkan gejala-gejala yang signifikan dua sampai empat bulan setelah
terpapar pada virus hepatitis B. Periode waktu ini antara terpapar dan
gejala-gejala petama disebut periode inkubasi. Gejala-gejala yang paling umum
dari hepatitis B akut adalah kelelahan, kehilangan nafsu makan, mual, dan sakit
perut diatas daerah hati. Kekuningan atau jaundice (kulit kuning) seringkali
menemani gejala-gejala lain ini. Ketika ini terjadi, infeksi biasanya dirujuk
sebagai hepatitis ikterik akut [acute icteric (jaundiced) hepatitis].
Adakalanya,
individu-individu dengan hepatitis B akut mengembangkan apa yang disebut
gejala-gejala prodromal. Ini adalah gejala-gejala yang mulai tepat sebelum timbulnya
gejala-gejala hepatitis yang dibahas dalam paragraf sebelumnya. Kadangkala,
gejala-gejala prodromal menyerupai suatu reaksi alergi, seperti ruam kulit,
sakit dan bengkak sendi-sendi, dan demam derajat rendah. Waktu-waktu lain,
gejala-gejala prodromal menyerupai gejala-gejala influensa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar